Kabulkan Jika Kita Mampu.

Mei 12, 2008

Sebut saja Abdullah, seorang pekerja da’wah Islamiyah yang santun dan sangat memperhatikan orang-orang disekitarnya. suatu hari ia bekerja cukup jauh ke suatu daerah / peloksok, sehingga cukup kelelahan sepulangnya dari sana. Sambil selonjoran ia kipas-kipasi badannya dengan sal dari leherna. Tiba-tiba isteri tercinta menghampirinya sambil membawa segelas air putih – sejuk sekali. Sambungnya, ” Tuh Si Aa…”  sambil menunjuk kepala Aa  yang gondrong. Abdulah mengerti maksudnya, karena ia telah berjanji beberapa hari yang lalu untuk mengantar Aa ke tukang cukur. Sambil mengangguk Abdullah seraya mengajak Aa yang lagi asyik nonton Film Naruto. Ia sama sekali tidak menolak permohonan isterinya, walau dirasakan ia sangat lelah sepulang bekerja. Berangkatlah ia bersama Si Aa untuk becukur rambut.

Gak ada yang istimewa dari kisah di atas. Cuma sepenggalan kisah keluarga sehari-hari. Namun demikian ada sesuatu yang tersirat cukup bernilai dan biasanya hal ini kita anggap sepele dan mengabaikannya. Apakah gerangan?

Singkatnya, ketika Abdullah benar-benar merasa lelah sepulang bekerja seharian. Inginnya ia istirahat / atau tidur. Namun, hal itu tidak ia lakukan karena ia harus melayani anaknya. Lagian ia masih mampu sekedar naik sepeda motor untuknya. Nah, inilah mungkin yang kadang tidak kita lalkukan. kebiasaan kita untuk mengangkat kaki saja dari tempat duduk dan mengambil sesuatu dari meja makan enggan rasanya. Lebih baik menyuruh – minta tolong pembantu, anak atau isteri. Tidak apa-apa sih, namun alangkah lebih baiknya ketika hal itu kita kerjakansendiri. Kita mencoba memberi ruang untuk orang-orang terdekat kita. Kita coba berikan sedikit perhatian dankesempatan bagi mereka untuk diperlalkukan sejajar dengan kita.

Selagi kita mampu tak ada salahnya khan! Lakukan sesuatu dengan kafasitas kita. Jangan paksakan apa yang kita anggap kita mampu lakukan kepada orang lain. sebab kafasiltas makhluk manusia  berbeda beda. Belajar mengharagai diri kita dengan terlebih dahulu menghargai dan memiliakan (ikrom) orang lain.

cag