Anda Mau?

Mei 12, 2008

Berniaga di PT Untung Terus

Tuhan saya mengajarkan melalui kitabNya sebuah perniagaan. Perniagaan itu tidak akan merugi dan akan sangat menguntungkan. Bayangkan sangat-sangat menguntungkan … tidak akan rugi, Anda mau? Smith dengan motif ekonominya, modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan laba/ keuntungan yang sebesar-besarnya. Masih memakai modal kan, dan jaman kiwari nyaris tak ada perusahaan yang dengan modal kecil dapat menghasilkan keuntungan yang buanyak. Nah di PT Untung Terus neeh nyaris tanpa modal secara materi. Hanya membutuhkan franchise dengan perusahaan PT. Untung Terusnya Rosululloh Saw. Bagaimana tidak,  modalnya cuma Keimanan kepada Alloh dan Rosul Nya serta Jihad di jalannya dengan yang kita punya. Gimana masih mau?

Saya lanjutkan, kalau Anda mau sama saya juga mau. Tapi sayangnya banyak yang secara laku mengisyaratkan enggan alias tidak mau bergabung dengan perusahaan ini, … heran. Tapi setelah saya pikir-pikir memang bisnis ini bisa murah dan bisa juga jadi sesuatu bisnis yang sangat mahal sekali. Mmm … pantas banyak yang tidak tertarik.

Bagaimana anda masih tertarik? Saya lanjutkan kembali. Diaktakan bisnis murah, karena nyaris tidak ada modal bagi orang-orang yang sadar dan berkeinginan besar mendapatkan laba berupa surga Alloh Ta’ala. Ia memandang bahwa modalnya adalah keyakinan yang kokoh biar jadi pengusaha stronger. Sehingga dengan modal keyakinan itulah ia menjadi pengusaha yang sukses dengan segudang ketenangan dalam dirinya, tidak ada lagi syak dan skeptis dalam dirinya,  benar-benar menjadi pengusaha untung terus deng terus untung sepanjang hayat. Bahkan modalnya semakin bertambah ketika ia berhasil mensponsori saudara-saudaranya mendukung perusahaan ini.

Tapi ada kalanya perusahaan ini menjadi sangat mahal, bermodal besar bahkan seorang yang telah menjadi mitra bisnisnya Bil Gate saja tidak bisa membelinya atau ber franchise dengan perusahaan PT Untung Terus ini. Seorang konglomerat belum tentu bisa berbisnis di PT ini. Mengapa? Karena semua uang, kekayaannya tidaklah cukup untuk membeli saham PT Untung Terus. Demikian dahsyat perusahaan ini, terlalu bodohlah orang yang enggan bergabung di bisnis ini.

Tentu saja menjadi sangat mahal karena tak ada suku cadang keimanan/keyakinan dijual di pasar bebas. Bahkan mereka yang telah memilikinya lebih dulu tidak serta-merta mewariskannya kepada generasi mendatang. Chip iman dan jihad ini semata dicipta dan ditransfer oleh yang Empunya perusahaan PT Untung Terus kepada calon yang terpilih melalui seleksi beribu, berjuta bahkan bermiliar orang untuk memilikinya. Waah mahal kali ya!!

Insyaalloh disambung besok aja yaa…

 


Kabulkan Jika Kita Mampu.

Mei 12, 2008

Sebut saja Abdullah, seorang pekerja da’wah Islamiyah yang santun dan sangat memperhatikan orang-orang disekitarnya. suatu hari ia bekerja cukup jauh ke suatu daerah / peloksok, sehingga cukup kelelahan sepulangnya dari sana. Sambil selonjoran ia kipas-kipasi badannya dengan sal dari leherna. Tiba-tiba isteri tercinta menghampirinya sambil membawa segelas air putih – sejuk sekali. Sambungnya, ” Tuh Si Aa…”  sambil menunjuk kepala Aa  yang gondrong. Abdulah mengerti maksudnya, karena ia telah berjanji beberapa hari yang lalu untuk mengantar Aa ke tukang cukur. Sambil mengangguk Abdullah seraya mengajak Aa yang lagi asyik nonton Film Naruto. Ia sama sekali tidak menolak permohonan isterinya, walau dirasakan ia sangat lelah sepulang bekerja. Berangkatlah ia bersama Si Aa untuk becukur rambut.

Gak ada yang istimewa dari kisah di atas. Cuma sepenggalan kisah keluarga sehari-hari. Namun demikian ada sesuatu yang tersirat cukup bernilai dan biasanya hal ini kita anggap sepele dan mengabaikannya. Apakah gerangan?

Singkatnya, ketika Abdullah benar-benar merasa lelah sepulang bekerja seharian. Inginnya ia istirahat / atau tidur. Namun, hal itu tidak ia lakukan karena ia harus melayani anaknya. Lagian ia masih mampu sekedar naik sepeda motor untuknya. Nah, inilah mungkin yang kadang tidak kita lalkukan. kebiasaan kita untuk mengangkat kaki saja dari tempat duduk dan mengambil sesuatu dari meja makan enggan rasanya. Lebih baik menyuruh – minta tolong pembantu, anak atau isteri. Tidak apa-apa sih, namun alangkah lebih baiknya ketika hal itu kita kerjakansendiri. Kita mencoba memberi ruang untuk orang-orang terdekat kita. Kita coba berikan sedikit perhatian dankesempatan bagi mereka untuk diperlalkukan sejajar dengan kita.

Selagi kita mampu tak ada salahnya khan! Lakukan sesuatu dengan kafasitas kita. Jangan paksakan apa yang kita anggap kita mampu lakukan kepada orang lain. sebab kafasiltas makhluk manusia  berbeda beda. Belajar mengharagai diri kita dengan terlebih dahulu menghargai dan memiliakan (ikrom) orang lain.

cag